Hipertensi Ternyata Bisa Terjadi Kepada Anak – Banyak orang yang mengira tekanan darah tinggi atau hipertensi, hanya dialami orang dewasa atau lanjut usia ( Lansia ). Padahal kondisi ini juga bisa terjadi pada anak anak. Yuk bunda, kenali penyebab dan cara mengatasinya.
Tekanan darah terukur dari seberapa kuat tekanan yang diberikan saat darah mengalir melalui pembuluh darah. Pada penderita hipertensi, darah yang di pompa memiliki tekanan yang terlalu kuat ke pembuluh darah, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, jantung dan organ tubuh lain.

Penyebab Hipertensi Pada Anak
Hipertensi alias tekanan darah tinggi merupakan kondisi kronis yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah. Menurut Dr. Nitish Basant Adnani seseorang dikatakan mengalami hipertensi bila tekanan darah sitolik >140 mmHg dan tekanna darah diatolik >90 mmHg.
Beberapa hal yang memiliki hubungan erat dengan hipertensi pada anak, diantaranya :
- Riwayat Keluarga
Faktor genetik alias keturunan kerap dihubungkan dengan kejadian hipertensi pada anak. Ini berarti, anak yang lahir dari orang tua hipertensi lebih berisiko untuk mengalami penyakit tekanan darah tinggi.
- Stres
Banyak perkara yang memungkinkan sesorang anak mengalami stres, misalnya tugas sekolah ketergantungan terhadap televisi atau game, dan sebagainya. Menurut dr. Adithia kwee, stres yang dialami oleh anak dapat menyebabkan perubahan sejumlah hormon didalam tubuh, sehingga hipertensi kerap tak bisa dihindari.
- Berat Badan Berlebih
Anak dengan berat badan berlebih atau obesitas lebih berisiko untuk mengalami hipertensi. Hal ini terjadi karena obesitas dapat berujung pada resistensi insulin, sehingga gangguan pada pembuluh darah, transportasi ion antar sel, serta retensi
- Gaya Hidup
Kurangnya aktivitas fisik, kebutuhan gizi yang tak terpenuhi, serta konsumsi kalori dan garam yang tinggi pada anak dihubungkan dengan peningkatan risiko hipertensi di kemudian hari.
- Penyakit Lain
Hipertensi bisa terjadi akibat adanya penyakit lain yang mendasari. Beberapa penyakit tersebut, misalnya peradangan pada ginjal, infeksi ginjal kronik, penyumbatan aliran urine, batu ginjal, kelainan kongenital saluran kemih, penyempitan pembuluh darah ginjal dan sebagainya.
Gejala Hipertensi Pada Anak
Hipertensi menjadi penyakit yang kerap hadir tanpa disadari. Pasalnya, penyakit ini umumnya tidak memberikan gejala yang spesifik sehingga sulit dideteksu hanya dengan mata telanjang.
Meski demikian, IDAI meyakini bahwa hipertensi yang terjadi pada bayi baru lahir akan memberikan gejala sebagai berikut :
- Sesak napas
- Berkeringat
- Gelisah
- Pucat atau sianosis
- Muntah
- Kejang
Sementara pada anak yang lebih besar, tanda dan gejala hipertensi yang mungkin terjadi meliputi :
- Badan Lemas
- Mudah Lelah
- Kejang
- Tidak Nafsu Makan
- Penurunan Kesadaran
- Sakit Kepala Mendadak
- Penglihatan Kabur
- Sering Mual
- Mimisan Tanpa Sebab
- Nyeri Dada
- Perawatan Pendek
- Kelumpuhan Otot
Cara Mengatasi Hipertensi Pada Anak
Untuk memastikan diagnosis hipertensi pada anak, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta bertanya pada orang tua mengenai riwayat kesehatan anak, tingkat aktivitas dan nutrisi serta riwayat kesehatan keluarga.
Kemudian akan dilakukan pemeriksaan tekanan darah, kemungkinan akan dilakukan beberapa kali untuk memastikan tekanan darah ( Umumnya perlu dilakukan pengecekan kunjungan dokter lebih dari satu kali). Selai itu, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan lain, termasuk tes darah, tes urine, rekam jantung (EKG) dan USG jantung atau ekokardiografi.
Apabaila hipertensi disebabkan penyakit atau gangguan kesehatan lain, maka mengatasi kondisi tersebut, umumnya dapat mengendalikan tekanan darah. Misalnya jika hipertensi disebabkan kelebihan berat badan, maka setelah anak berhasil menurunkan berat badan dan tekanan darah telah terkendali, konsumsi obat hipertensi dapat dihentikan.
Hipertensi anak sebaiknya segera mendapat penanganan yang tepat. Jika tidak segera ditangani, hipertensi menyebabkan komplikasi berat bagi kesehatan jantung, pembuluh darah dan ginjal.
Agar Anak Terhindar Dari Hipertensi
Bunda, tekanan darah anak sebaiknya mulai diperiksa teratur sejak usia 3 tahun, terutama jika ia mengalami kondisi berisiko seperti lahir prematur. Beberapa cara berikut dapat membantu mengurangi risiko si kecil mengalalmi hipertensi.
- Konsumsi Makanan Sehat
Berikan si kecil makanan sehat dengan pola gizi yang seimbang. Anak perlu mengurangi makanan yang diproses dan minuman manis, serta lebih banyak mengonsumsi sayur dan buah segar alami, serta makanan dari gandum utuh. Hati hati juga pada makanan yang dengan kadar garam tinggi di restoran cepat saji, seperti ayam goreng garing dan pizza. Jika perlu, dokter gizi dapat membantu bunda untuk saran makanan dan penyajian yang tepat untuk si kecil.
- Jauhkan Anak Dari Rokok
Meskipun anak tidak merokok, tapi jika ia sering berada di lingkungan orang yang merokok, ia bisa jadi perokok pasif lho, bun. Selain meningkatkan tekanan darah, menjadi perokok pasif juga dapat menyebabkan gangguan pembuluh darah dan jantung.
- Hidup Aktif Dan Berolahraga Teratur
Olahraga secara rutin sangat dianjurkan untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya menjadi anak yang sehat. Jika tidak memungkinkan, pastikan saja si kecil aktif bergerak selama setidaknya satu jam sehari. Jangan lupa juga batasi waktu anak duduk diam seperti menonton TV atau main games ya.
Jadi jangan tunda menciptakan gaya hidup sehat dalma keluarga sejak dini. Agar anak tumbuh sehat dan terhindar dari hipertensi maupun penyakit berbahaya lainnya. Terimakasih semoga bermanfaat.